Selasa, 08 November 2016

HARI PANGAN SEDUNIA DI RSU BUDI RAHAYU PEKALONGAN

Mencintai bumi mulai dari diri sendiri dengan hal kecil Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2015, RSU Budi Rahayu Pekalongan mengambil tema : "mencintai bumi mulai dari diri sendiri dengan hal kecil." Dengan tema ini RSU Budi Rahayu ingin mengajak semua orang untuk menghargai hasil bumi, maka untuk itu diselenggarakan festival memasak berbasis singkong di pelataran rumah sakit pada haru Jumat 930/10). Festival memasak ini diikuti 5 kelompok yang masing-masing menyuguhkan makanan tradisional yang berbeda. Kelompok 1 menyuguhkan gethuk lindri, kelompok 2 menyuguhkan balado singkong, kelompok 3 menyuguhkan sawut, kelompok 4 dan 5 menyughkan grontol dan gethuk singkong pelangi. Para peserta diminta membawa peralatan memasak sendiri. Bahan-bahan disiapkan oleh panitia. Semua masakan harus dimasak pada saat pertandingan dan tidak memakai bumbu instan. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengajak seluruh karyawan untuk mencintai hasil bumi dan mengangkat makanan tradisional yang kaya gizi dan sehat. Hasil olahan singkong ini disajikan secara umum. Setiap pengunjung harus membeli makanan yang sudah dicicipi. Hasil penjualan ini disumbangkan ke KWI melalui keuskupan, " tandas Doni selaku ketua panitia. Tahun ini adalah penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia yang ke-35. Pada hari tersebut, kita diajak merasakan betapa susah payah para petani dalam menghasilkan pangan. Kita harus mengakui petani adalah seorang pejuang pangan dan gizi untuk seluruh bangsa, karena jika tidak ada petani maka mustahil kita untuk hidup, karena pada akhirnya para petanilah yang memeganga peran penting dalam sumber daya makanan yang kita konsumsi selama ini.
Hasil Olahan singkong siap dicoba 

Olahan singkong dengan tataan yang cantik 

Minggu, 06 November 2016

MENGENAL KRISTUS DALAM BERBAGAI SITUASI

Mengunjungi orang sakit. 

Kita melawat orang sakit dan menghibur mereka yang terluka fisik dan hati. Kita menerima orang ke dalam hati kita, mereka yang sakit fisik, mental atau psikologis. Kita peka terhadap kebutuhan kesehatan melalui hubungan pribadi dengan pasien dan keluarga mereka. Dalam lembaga-lembaga kita bekerja dengan rekan-rekan kita untuk memberikan perawatan
berkualitas. Kemampuan dan mendengarkan dengan hati membuat kapasitas lebih besar untuk
menjadi diri kita sendiri dan interaksi kita dengan orang lain. Pembelaan kita meliputi menghargai hidup dalam semua tahap dari sejak kandungan sampai pada kematian. Kita juga menganjurkan untuk berbagi obat-obatan untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit seperti AIDS, malaria dan TBC. 

REFLEKSI KEUTUHAN CIPTAAN

Pada saat ini, keprihatinan kita pada pemeliharaan terhadap ciptaan telah menjadi hal yang serius. Ciptaan merupakan pemberian yang indah dari Tuhan dan tujuannya untuk dinikmati dan digunakan dengan benar untuk kebutuhan kita. Kita mengambil waktu bersyukur atas semua keajaiban bumi kita yaitu : pegunungan yang megah, keindahan daratan, lautan, pohonpohon yang mengagumkan dan bunga-bunga yang cantik. Kita menyadari bahwa bumi kita sedang berkurang karena kita kurang menghormati penggunaan sumber daya dan pembagian kekayaan yang adil dari sumber daya ini. Bagaimana kita menggunakan, menggunakan kembali dan mendaur ulang barang bekas untuk memelihara sumber daya kita. Melalui berbagai macam program kita membahas kepedulian/keprihatinan terhadap lingkungan. Kita mengajarkan cara berkebun dan merawat bumi kita. Terinspirasi oleh St. Fransiskus, Santo pelindung ekologi, kita mengembangkan dan mempromosikan spiritualitas dan Teologi Ekologi. Kita menganjurkan supaya adanya kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia ketika tanah yang diperoleh tanpa pertimbangan yang memadai demi kepentingan umum. 

Tujuannya adalah memberikan kesempatan merefleksikan tentang apa artinya animasi KPKC dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada masa yang akan datang akan ada tambahan informasi dasar tentang sejarah KPKC, Spiritualitas dan Kharisma pendiri kita, serta cara-cara praktis untuk menerapkan KPKC.

KEHADIRAN JPIC DALAM HIDUP KITA SEHARI HARI

Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC): bagaimana hal itu supaya mungkin dalam kehidupan kita sehari-hari? Pada kenyataannya, jika tidak mungkin di sini dan sekarang, hal itu tidak akan mungkin di dunia yang ingin kita bentuk dengan semangat Injil. Kita tidak dapat memberikan
kepada orang lain apa yang tidak kita miliki dalam diri kita. KPKC kita hadirkan melalui doa dan tindakan kita sehari-hari. Dimana pun kita berada, kita menghadirkan Kristus melalui siapa diri kita. Semakin menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, kita membiarkan kehadiran itu menjadi lebih insaf dalam diri orang lain. Senyuman kita menyambut orang lain, menyapa orang lain dengan nama, dan siap sedia, semuanya mengundang sebuah keterbukaan dan semangat hidup. 

Pendiri kita Sr. Maria Aloysia dengan bijaksana menyatakan, cinta yang bersinar terpancar dari mata kita, melalui perkataan dan tindakan kita. Dia mendorong kita untuk mengalami hal ini bersama dengan yang lain, dengan mereka kita bekerja dan kepedulian kita terhadap dunia lebih luas. Ketika kita mengetahui bahwa kita sangat dicintai, setiap bagian dari keberadaan kita mengungkapkan sukacita dan kepuasan. Hal ini nampak melalui tindakan-tindakan dan doa-doa kita. Kita belajar menanggapi permintaan orang yang kita cintai dengan mengupayakan supaya membuat dunia kita menjadi tempat lebih baik. 

Saat berdoa penting memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, dan di dalam doa itu kita membawakan mereka yang hidup bersama dengan kita dan dengan/untuk orang yang kita layani. Buah-buah doa nampak melalui tindakan kita dan doa itu mengubah cara yang unik untuk menghadirkan Kristus dalam diri kita. Kita mengintegrasikan hidup kontemplasi dan aksi. Kita tanggap dengan cepat. Bahkan, St. Fransiskus mengatakan, pertama kita melakukan apa dihadapan kita, kemudian kita melayani apa yang dibutuhkan. Sebelum mengetahuinya, kita melakukan yang mustahil. Kita mampu melakukannya karena kita merangkul dengan hati penuh belas kasih Kristus melalui keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (KPKC).

Cinta kasih semakin berkembang dalam diri kita karena kita berupaya untuk menjadi seperti Kristus.
“Mari hai kamu yang diberikan oleh Bapaku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Ketika aku lapar, kamu memberi aku makan, Ketika aku haus, kamu memberi aku minum, Ketika aku orang asing, kamu memberi aku tumpangan, Ketika aku telanjang, kamu memberi aku pakaian, Ketika aku sakit, kamu melawat aku, Ketika aku di dalam penjara, kamu mengunjungi aku”. (Mat 25,34-36)